NEWS
DETAILS
Senin, 07 May 2018 20:05 - Honda Community

Dalam perjalanan dari Luxor menuju Hurghada sebuah kota wisata di tepi laut merah tiba-tiba kami diberhentikan oleh polisi di check point antara Luxor dan Kena. Mereka mengecek paspor kami lalu menjelaskan rute bermotor kami sambil diajak minum teh.

Sudah 30 menit pemeriksaan, kami belum disuruh pergi. Terlihat polisi dalam pos sibuk lewat radio, tak berapa lama ada polisi dengan kendaraan double cabin datang, terlihat 2 orang polisi memegang AK-47 duduk dibelakang. Paspor kami dipegang polisi yang duduk di depan dengan Bahasa Inggris ala kadarnya, dia menyuruh kami mengikuti mobilnya.

Setelah 40 km kami tiba di Qena, lalu di Kantor Polisi sudah siap mobil yang lain lengkap dengan pasukan bersenjata. Paspor kami diberikan ke Polisi di mobil itu dan terlihat polisi di belakang memberi tanda supaya ikuti mobil tersebut.

Saya melihat GPS dan benar mengarah ke Hurghada. Oh rupanya para polisi ini sedang melakukan tugasnya, mereka sudah saling kontak sesuai jalur yang saya berikan lalu melakukan escort hingga sampai tujuan.

Ok escort yang ke 2 ini rupanya Polisinya suka ngebut, 120 km/jam di jalan raya dan saya was-was kalau nanti tidak ada bensin di tengah perjalanan. Masih sekitar 200 km lagi sampai Hurghada. Setiap jarak 30 km akan ada polisi yang lain yang sudah standbye di pinggir jalan lalu polisi sebelumnya akan balik ke posnya lagi. Mereka secara estafet escort 1 motor berplat Indonesia. Memang terlihat tidak ada motor lain di highway ini.

Escort berikutnya saya pesan ke polisinya agar berhenti di Pom Bensin, dan responnya baik. Hingga sore tiba kami pun tiba di hotel yang sudah kami pesan di Hurghada bersama polisi yang escort. Ini escort yang ke 7. Polisi memastikan semuanya aman dan lalu mereka pergi.

Karena lumayan capek dikawal polisi, saya hanya menikmati keindahan laut merah sebentar saja dari belakang hotel. Terakhir kali kami menikmati pantai di Dar Es Salam, Tanzania.

Hari berikutnya kami bergerak pagi-pagi supaya udara masih sejuk. Masih sekitar 480 km menuju Cairo. Dalam perjalanan mengikuti jalan raya sepanjang pesisir laut merah hingga Ain Sokhna.

Luar biasa pemandangan pantainya yang berwarna tosca, namun angin bertiup kencang dari arah berlawanan bawa motor jadi kurang nyaman. Dan lagi ada polisi buntutin motor. Untung kali ini tidak ada yang escort jadi bisa bebas berhenti dan juga istirahat makin bisa diatur.

Sekitar 120 km sebelum Cairo, saya memilih ikut jalan tol dengan biaya masuk untuk motor sekitar 5 Egypt Pound. Dari atas jalan tol padang gurun mulai diisi oleh bangunan tinggi, mulai ramai kendaraan dan sesampai di Cairo, tak kalah sama Jakarta yang macet padat dan semrawut.

Suasana seperti ini tidak mengherankan kalau gaya bawa motor lebih menegangkan dari Jakarta. Kebetulan hotel kami menginap persis di pusat kota, tak jauh dari sungai Nil dan Egyption Museum Cairo.

Sudah di Mesir tapi belum melihat iconnya sepertinya belum lengkap. Hanya 15km dari Cairo menuju Giza, disanalah Pyramid berdiri kokoh. Sayang motor tidak bisa masuk.

Penggantinya saya menunggangi Unta untuk melihat pyramid dari dekat bersama dengan patung Sphinx yang spektakuler. Akhirnya Wheel Story bisa melengkapi petualangan di Afrika dari Cape Town ke Cairo dan ini menjadi bukti ketangguhan Honda CRF250 Rally dipakai berpetualang jarak jauh. Mantab!

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK