NEWS
DETAILS
Rabu, 22 Apr 2020 08:26 - Honda Community

Salah satu brader yang bisa dibilang totalitas dalam berkomunitas, nama Shandy Suwages bisa termasuk dalam orang-orang tersebut.

Mungkin sebagian brader belum ada yang kenal atau tahu nama ini, tapi brader-brader yang ada di kota Jayapura, Papua khususnya yang tergabung dengan komunitas Honda pasti kenal dengan pria ini.

Bagaimana tidak, pria yang akrab disapa Phikacu ini menjabat sebagai ketua umum Paguyuban Honda Motor Jayapura (PHMJ) periode 2019 – 2021. Baginya dunia komunitas bukan hal baru karena pernah tergabung dan membangun komunitas.

"Awal mula berkomunitas itu saya mulai di tahun 2001, saat itu saya masih menggunakan Honda CB 100 dan sempat membuat club tapi tujuannya hanya buat sebatas nongkrong dan ngopi-ngopi saja. Hal itu berjalan selama 4 tahun, setelah ada musibah saya vakum dan mulai main motor lagi tahun 2008," urai Shandy.

"Tahun 2010 saya memutuskan membeli Honda Scoopy, hanya setelah itu saya berikan ke orang tua buat kendaraan sehari-hari. Nah, tahun 2016 saya kembali membeli Honda Scoopy lagi," lanjut pria kelahiran Jayapura ini.

Kecintaanya Shandy terhadap Honda Scoopy enggak bisa dianggap remeh, hingga kepikiran untuk membentuk sebuah club wisata khusus Scoopy.

"Akhirnya saya bertemu teman yang juga menggunakan motor Scoopy. Dari situ saya ajak sama-sama membentuk club Scoopy, kita mencoba rekrut member satu persatu. Awalnya kita berjalan hanya 4 orang pengguna motor Honda Scoopy," jelas Shandy saat dihubungi hondacommunity.net.

Dari situ Jayapura Honda Scoppy Club (JHSC) terbentuk, tepatnya 15 November 2016. JHSC sendiri menjadi satu-satunya club Scoopy di wilayah Papua dan Papua Barat. Kini, Shandy hanya sebagai pembina di komunitas yang dibentuknya.

"Teman-teman anggota JHSC masih menganggap saya ketua meski sebenarnya saya bukan ketua lagi. Sebab, selepas jambore nasional Asosiasi Scoopy Indonesia (ASI) di Jakarta pada 2019 kemarin, saya ditunjuk jadi wakil presiden ASI, untuk itu saya mengundurkan diri dari jabatan ketua club. Dari situ saya malah mendapat panggilan baru yaitu kakak tertua," sumringah Shandy yang punya tanggal lahir 3 April 1980 ini.

Kini JHSC sendiri punya member aktif 35 dan 20-an member tidak aktif. Mungkin bisa dibilang sedikit untuk sebuah komunitas, hal itu lantaran Shandy cukup selektif menerima member baru. Terlebih kalau dia masih pelajar.

"Pelajar yang masih sekolah umumnya belum memiliki SIM dan aktivitas kita hampir 90% pada malam hari. Club ini dibangun dengan susah payah, oleh karna itu saya butuh generasi handal untuk membesarkan, karena untuk membentuk sebuah club/komunitas itu gampang saja tapi untuk mempertahankannya itu tidak mudah," tegas Shandy.

Untuk itu Shandy punya langkah-langkah jitu yang diterapkan di JHSC untuk menjaga komunitas tetap solid dan semakin guyub. Bahkan rumahnya rela untuk dijadikan sekretariat, jadi hampir setiap hari teman-teman silaturahmi.

"Saya selalu berusaha berdiri di tengah dan sebagai penyeimbang. Tidak ketinggalan kepada teman-teman selalu saya tekankan, kalau kalian salah saya akan tegur dan kalo saya yang salah silahkan kalian tegur. Ini strategi yang saya pakai sampai saat ini untuk menguatkan pondasi rumah JHSC," kata Shandy.

Totalitas yang dilakukan Shandy dalam berkomunitas tidak hanya sebatas itu. Pada tahun 2018 dirinya memutuskan untuk hadir di semua gelaran Honda Bikers Day (HBD), baik regional maupun nasional.

"Tujuannya ingin melihat konteks acara HBD regional dan nasional di luar sana itu sperti apa? Karena kami di Jayapura penasaran dan hanya kebagian sebagai peserta saja. Makanya saya memutuskan untuk menghadiri semua rangkian acara HBD pada 2018 yang lalu," ungkapnya.

"Kami bikers Honda di Papua dan Papua Barat, khususnya kota Jayapura sangat berharap agar kami di timur Indonesia juga bisa mendapatkan tempat untuk digelarnya HBD Regional Papua. Kalau untuk peserta kami berani menjamin Papua juga punya banyak bikers yang siap meramaikan kegiatan ini. Nah, ini yang menjadi salah satu mimpi terbesar saya yang akan saya perjuangkan," lanjutnya menambahkan.

Tidak sebentar waktu dan tenaga yang sudah dicurahkan Shandy untuk membangun sebuah komunitas dan menjaganya untuk tetap kompak. Sudah pasti banyak suka duka yang sudah dilaluinya.

"Sukanya saya bisa punya banyak teman, banyak sahabat bahkan bisa banyak saudara. Kalau untuk dukanya, ya banyak waktu dan materi yang harus terbuang percuma bahkan sampai mengorbankan waktu untuk keluarga juga. Tapi gimana? Namanya juga hobi," curhat Shandy.

Kegiatan berkomunitas Shandy ini juga mendapat dukungan penuh dari keluarga. Menurut mereka selama postif tidak masalah.

"Puji Tuhan dari awal saya mulai terjun dalam sebuah wadah organisasi, keluarga selalu dukung apalagi bersifat positif. Pesan orang tua saya, selama kita tidak melakukan suatu hal yang melanggar hukum silahkan dilakukan," bangganya.

Nah, perihal Shandy yang kini menjabat sebagai ketua umum PHMJ sempat mendapat penolakan dari teman-teman di JHSC, saat dirinya memutuska mengikuti bursa pemilihan.

"Awalnya sih teman-teman dari JHSC sendri tidak ada yang mnyetujui, saat saya mencalonkan diri sebagai ketum PHMJ. Tapi, karena impian saya untuk bisa menggelar HBD Regional Papua itu yang membuat saya tertantang untuk maju dalam bursa pemilihan calon ketum PHMJ periode 2019-2021," jelasnya.

Meski berdomisili jauh di timur Indonesia, Shandy juga punya pengalaman touring yang tidak sedikit. Dirinya juga berharap untuk bisa menuntaskan mimpi melanjutkan touring jelajah Indonesia part II.

"Saya sudah berkeliling pulau Jawa, Bali, Sumatera, sebagian provinsi di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Pernah juga touring jalur trans Papua dari Jayapura - Yalimo - Wamena - Habema. Puji Tuhan bisa mebawa motor matic pertama yang bisa tembus jalur ekstrem ini selama 4 hari 3 malam. Rangkaian turing itu enggak saya lakukan sekaligus tapi nyicil. Jadi, mimpi saya berikutnya bisa melanjutkan touring jelajah Indonesia part II," tandasnya.

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK