NEWS
DETAILS
Kamis, 15 Mar 2018 17:40 - Honda Community

Siang itu sangat cerah namun kami harus menunggu di border Moyale lumayan lama karena listrik padam, setelah listrik hidup kami langsung ke imigrasi untuk cap paspor dan staff imigrasi langsung kaget karena menurut dia, ini pertama kalinya ada orang Indonesia melewati border tersebut.

Semua berjalan lancar namun lagi-lagi kami tertahan lagi ketika ingin melakukan clearance custom untuk motor kami dikarenakan staff sedang break makan siang. Pada akhirnya hari sudah sore ketika proses custom selesai.

Kami belum makan siang dari Kenya dan kota pertama kami mencari restaurant setelah berhasil menukar uang di bank. Yang kami dapati hanya warung kecil dengan orang Ethiopia yang berbahasa Inggris dengan terbata-bata namun karena sudah lapar kami putuskan makan apapun yang tersedia.

Menu sajiannya Injera (makanan tradisional Ethiopia), ini pertama kali kami mencicipi Injera, gigitan pertama okay, gigitan berikutnya kami terkejut dengan rasanya yang asam, bentuknya sepintas seperti pancake. Untung ada kopi Ethiopia yang menemani jadi semuanya terasa nikmat.

Saya gas sekitar 200km dari Moyale hingga menjelang malam tiba di Yabelo disambut hujan lebat, namun kami berhasil mendapatkan penginapan murah.

Hari berikutnya cuaca mendung namun sejuk menemani kami menuju kota Jinka dimana kami bisa bertemu dengan suku – suku di Ethiopia diantaranya suku Bena, suku Tsamay, suku Ari dan suku Humer, mereka rela berjalan kaki selama kurang lebih 4 hari dengan membawa barang dagangan untuk di jual di Pasar Tradisional yang di buka setiap akhir pekan.

Kami beruntung karena bisa melihat mereka sementara persiapan di pagi hari dan bahkan masih ada yang berjalan kaki menuju pasar, barang dagangan yang dijual antara lain tembakau , alat bercocok tanam, madu dan telur hingga pahat-pahatan (souvenir untuk turis).

Puas menjelajah kawasan Ethiopia kami bergerak menuju utara melewati kota Arba Minch, lanjut kota Sashamane hingga akhirnya tiba di ibukota Addis Ababa. Kota Addis Ababa berada di ketinggian sekitar 2300 Mdpl. Oksigen di Addis Ababa tipis membuat kami mengalami Altitude sickness, sehingga harus menjaga ritme aktivitas kami.

Di Addis Ababa kami mengunjungi KBRI disambut oleh Duta Besar Bapak Imam Santoso beserta jajaran staff dan juga warga Indonesia yang berdomisili di Ethiopia khususnya Addis Ababa. Dalam kesempatan tersebut saya melakukan presentasi petualangan wheel story season 5 di Afrika. Kami melakukan olahraga bersama yang rutin di lakukan 2x seminggu (selasa dan jumat) di wisma KBRI Addis Ababa.

Masih di Addis Ababa juga kami melihat koleksi arkeolog dan seni di museum nasional diantaranya LUCY, manusia yang berumur 3,2 juta tahun yang lalu yang dipercaya adalah manusia pertama.

Tidak lupa juga mengunjungi Cathedral kedua terbesar di Afrika dan yang terbesar di Ethiopia yaitu Medhane Alem Cathedral dengan arsitektur yang sangat menakjubkan. Dan di waktu yang sama kami diwawancara oleh beberapa media tv seperti ENN (Ethiopian News Network) dan EBC (Ethiopian Broadcasting Corporation), radio Afro Fm serta EBC Fm dan koran Daily Monitor.

Selanjutnya kami disibukan dengan pengurusan visa untuk Sudan dan juga memperpanjang visa Ethiopia serta surat T.I.P untuk motor.

Salam Satu HATI.

Foto selengkapnya bisa dilihat di sini.

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK